1. Teratai
( Nelumbium Nelumbo Druce )
Pada
zaman Mesir kuno, teratai dan lotus banyak tumbuh di pinggir Sungai Nil. Nymphaea
caerulea dan Nymphaea
lotus adalah dua
spesies yang berasal dari Mesir. Bunga N.
caerulea hanya berumur
sehari, mekar di pagi hari dan tenggelam di bawah air di senja hari. Bunga dari N. lotus mekar pada malam hari dan menguncup di
pagi hari. Peninggalan dari kedua jenis teratai asli Mesir ini ditemukan di
makam Ramses II.
Teratai (Nymphaea)
adalah nama genus untuk tanaman air dari suku Nymphaeaceae. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai water-lily atauwaterlily. Di Indonesia,
teratai juga digunakan untuk menyebut tanaman darigenus Nelumbo (lotus). Pada zaman dulu, orang memang
sering mencampuradukkan antara tanaman genus Nelumbo seperti seroja dengan
genus Nymphaea (teratai).
Pada Nelumbo,
bunga terdapat di atas permukaan air (tidak mengapung), kelopak bersemu merah
(teratai berwarna putih hingga kuning), daun berbentuk lingkaran penuh dan rimpangnyabiasa dikonsumsi.
Tanaman tumbuh di permukaan air yang tenang. Bunga dan
daun terdapat di permukaan air, keluar dari tangkai yang berasal dari rizoma yang
berada di dalam lumpur pada
dasar kolam, sungai atau rawa. Tangkai terdapat di tengah-tengah daun. Daun berbentuk bundar atau bentuk oval yang
lebar yang terpotong pada jari-jari menuju ke tangkai. Permukaan daun tidak
mengandung lapisan lilin sehingga air yang jatuh ke permukaan
daun tidak membentuk butiran air.
Bunga terdapat pada tangkai yang merupakan perpanjangan
dari rimpang. Diameter bunga antara 5–10 cm.
Teratai terdiri dari sekitar 50 spesies yang tersebar
dari wilayah tropis hingga daerah subtropis seluruh dunia. Teratai yang tumbuh
di daerah tropisberasal dari Mesir.
Khasiat
:
ü Bunga : kuersetin,
luteolin, isokuersitrin, kaempferol.
ü Benangsari :
kuersetin, luteolin, isokuersitrin, galuteolin, juga terdapat alkaloid.
ü Penyangga bunga
(receptacle) : protein, lemak, karbihidrat, karoten, asam nikotinat, vitamin
B1, B2, C dan sedikit mengandung nelumbin.
ü Biji : kaya akan pati
juga mengandung raffinosa, protein, lemak, karbihidrat, kalsium, phosphor, dan
besi. Kulit biji teratai mengandung nuciferin, oxoushinsunine, N-norarmepavin.
ü Tunas biji teratai :
liensinin, isoliensinin, neferin, nuciferin, pronuciferin, lotusina,
methylcorypalline, demethylcoclaurine, galuteolin, hyperin.
ü Rimpang : pati,
protein, asparagin, vitamin C, selain itu juga mengandung katekol,
d-gallocatechol, neochlorogenic acid, leucocynidin, leucodelphinidin,
peroksidase, dan lain-lain.
ü Akar : zat tanat dan
asparagin.
ü Daun : roemerin,
nuciferin dan nornuciferin.
ü Tangkai daun :
roemerin, nornuciferin, resin, dan zat tanat.
ü Oxoushinsunine yang
terdapat pada kulit biji teratai berkhasiat menekan perkembangan kanker hidung
dan tenggorokan, sedangkan niji dan tangkai teratai berkhasiat antihipertensi.
ü Biji : memelihara
kondisi jantung, bermanfaat bagi ginjal, dan menguatkan limpa.Gangguan penyerapan
makanan (malabsorbtion), Diare, disentri, Radang usus kronis (enteritis
kronis), Hepatitis, Muntah-muntah (hiperemesis), Kanker (nesopharynx), Lesu
tidak bersemangat (neurasthenia), Susah tidur (insomnia), banyak mimpi , Mimpi
basah (spermatorrhea), Buang air kecil terasa sakit dan keruh (disuria), Keputihan
(leukorrhea), pendarahan pada wanita
ü Tunas biji teratai :
menghilangkan panas dalam jantung, menurunkan panas (antipiretik), menghentikan
pendarahan (hemostatik) menahan ejakulasi dini. Demam, rasa haus, Jantung
berdebar (palpitasi), Tekanan darah tinggi (hipertensi), Muntah darah
(hematemesis), Ejakuasi dini, Susah tidur (insomnia), Mata merah dan bengkak.
ü Kulit biji teratai :
menghentikan pendarahan (hemostatik) menghentikan panas dalam di lambung,
mengeluarkan panas dan lembab dari usus.
ü Benangsari :
menghilangkan panas dari jantung, menguatkan fungsi ginjal, menahan ejakuasi
dini dan menghentikan pendarahan (hemostatik). Pendarahan seperti
muntah darah (hemetemesis), disentri, Keputihan (leukorrhea); Sering buang air
kecil/beser; Tidak dapat menahan buang air kecil (enuresis).
ü Penyangga bunga (receptacle)
: membuyarkan darah beku, menghentikan pendarahan (hemostatik). Pendarahan sewaktu hamil, Keluar cairan (lochia) yang berlebihan
setelah melahirkan, Darah haid berlebihan (metrorrhagia), Sakit perut bawah
akibat sumbatan darah, Buang air besar berdarah (hematuria).
ü Batang teratai
(tangkai bunga, tangkai daun) : menurunkan panas (antipiretik), dan
memperlancar buang air kecil (diuretik). Pingsan karena hawa
panas (heat sroke), Dada terasa tertekan karena panas atau lembab, Diare, Muntah
(hisperemesis), Keputihan (leucorrhea).
ü Daun : membersihkan
panas dan menghilangkan lembab, menghentikan pendarahan (hemostatik). Pingsan karena hawa panas (heat sroke), Pusing (vertigo), sakit
gigi, Diare karena panas atau lembab, Beri-beri, Pendarahan seperti mimisan,
muntah darah (hematemesis), buang air besar berdarah (melena), Pendarahan pada
wanita.
ü Dasar daun :
menurunkan panas (antipiretik), menormalkan menstruasi, menguatkan kehamilan.
ü Rimpang : dimakan
mentah berkhasiat menurunkan panas (antipiretik), membuyarkan darah beku. Bila
dimasak berkhasiat menguatkan limpa, menambah selera makan (stomakik), penambah
darah, membantu pertumbuhan otot dan menyembuhkan diare. Demam, rasa haus, Tekanan darah tinggi (hipertensi), Sakit
jantung, Gangguan lambung, Kurang darah (anemia), Batuk darah (hemoptysis),
muntah darah (hematemesis), mimisan, Kencing darah (hematuria), buang air kecil
panas dan merah, buang air besar berdarah (melena), Gangguan pada mati haid
(menopause), Neurosis, Wasir (hemorrhoids).
ü Akar : menghentikan
pendarahan (hemostatik), membuyarkan darah beku, penenang (sedatif).
ü Bunga : Luka terpukul
(trauma), Pendarahan, Radang kulit bernanah (pioderma).
ü Tepung rimpang : Menambah
selera makan (stomakik), Badan lemah dan kurang darah (anemia), Diare.
Batuk Darah, Muntah
Darah :
Rimpang
teratai dicuci bersih lalu dijuice, sampai terkumpul 1 gelas ukuran 200 cc,
minum, lakukan selama 3-5 hari berturut-turut.
Disentri :
50
gram rimpang teratai dan 10 gram jahe, diparut atau dijuice, air perasannya
ditambahkan 100 cc air, lalu dipanaskan sampai mendidih, setelah dingin
tambahkan 1 sendok makan madu, diaduk lalu diminum
Muntah, Diare :
50
gram rimpang teratai dan 15 gram jahe dicuci lalu dijuice atau diparut, ambil
airnya, minum sehari 3 kali.
Keluar Darah dari
Hidung ( Mimisan ) :
Ruas
akar teratai dicuci bersih lalu dijuice, airnya diteteskan ke hidung.
Darah Tinggi :
10
gram biji teratai dan 15 gram tunas biji teratai ( lien sim ), direbus dengan
350 cc air sampai mendidih hingga tersisa 200 cc, minum setiap hari seperti
teh.
Panas Dalam, Gondokan,
juga bermanfaat untuk penderita Jantung dan Lever :
100
gram rimpang teratai dan 50 gram ripang alang-alang segar, dicuci lalu dipotong
potong, rebus dengan 500 cc air bersih sampai tersisa 250 cc, setelah dingin
disaring, minum seperti teh.
Demam, sakit tenggorokan, tenggorokan kering
dan basah :
30 gram rimpang
teratai, 15 gram tebu (Saccharum officinarum) yang telah dibuang kulitnya dan 1
buah pir. Semua bahan diblender, disaring lalu airnya diminum.
Sakit kepala :
15 gram daun teratai
kering (ho lien ye), 6 gram bunga ros/mawar kering (Rosa chinensis Jacq.), dan
10 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.) direbus dengan air secukupnya,
kemudian airnya diminum selagi hangat.
Batuk darah (hemoptysis), radang kelenjar
gondong (parotitis) dan demam :
30 gram rimpang
teratai dan 30-60 gram akar alang-alang (Imperata cylindrica L.). dicuci lalu
direbus dengan air secukupnya, setelah dingin disaring lalu airnya diminum.
Pendarahan pada telinga, hidung, mulut dan
alat genitalia :
100 gram rimpang
teratai dan 100 gram bunga delima (Punica granatum L.) direbus dengan air
secukupnya, kemudian airnya diminum sedangkan akar teratai dan bunga delimanya
dapat dimakan.
Pendarahan pada rahim :
100 gram rimpang
teratai, 30 gram jamur putih kering (Tremella fuciformis Berk.), dan 10 buah
kurma, dimasak sesuai selera lalu dimakan.
Menghentikan pendarahan (hemostatik) :
cara ke-1 : 100 gram
rimpang teratai dan 30 gram daun hia/baru cina (Artemisia vulgaris L.) direbus
dengan 300 cc, setelah dingin airnya diminum, sedangkan rimpang teratainya
dapat dimakan; Atau cara ke-2: 200 gram rimpang teratai segar dan
60 gram daun dewa segar (Gynura segetum [Lour] Merr.) dicuci lalu dijus,
tambahkan gula merah secukupnya kemudian diminum, lakukan 2-3 kali sehari; Atau cara
ke-3 : 200 gram rimpang teratai segar dan 100 gram kucai segar (Allium
odorum Linn.) diblender, lalu direbus, setelah dingin airnya diminum. Atau cara
ke-4 : 30 gram rimpang teratai dan 10 gram jamur kuping hitam
(Auricularia auricula), dicuci dan dipotong-potong lalu ditumis (bisa ditambah
bahan lain yang disukai), setelah matang dimakan.
Mengatasi pengerasan pembuluh darah
(arteriosclerosis) :
30 gram rimpang
teratai dipotong-potong, 20 gram jali (Coix lacryma jobi L.), 20 gram rumput
laut, 100 gram kacang hijau (Phasiolus radiatus Linn.), 30 gram kacang cuka dan
gula pasir secukupnya. Rendam secara terpisah jali, rumput laut, dan kacang
hijau. Masak semua bahan menjadi bubur, lalu makan setelah agak dingin.
Darah tinggi (hipertensi) :
cara ke 1 : 10
gram biji teratai/lien ce dan 15 gram tunas biji teratai (Lien sim), direbus
dengan 40 cc air sampai tersisa 200 cc, lalu airnya diminum seperti teh dan
biji teratainya dimakan, lakukan setiap hari; cara ke 2 : 10
- 15 gram biji teratai/lien ce direbus dengan air secukupnya sampai mendidih,
lalu diminum sebagai teh; dapat juga tunas biji teratai digiling halus, diseduh
dengan air panas lalu diminum; cara ke 3 : 30 gram biji
teratai/lien ce, 75 gram seledri (Apium graveolens Linn.) dan 25 gram jamur
putih kering (Tremella fuciformis Berk.) yang telah direndam terlebih dahulu,
direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, setelah dingin airnya diminum
sedangkan biji teratai, seledri dan jamur putihnya dapat di makan, lakukan
setiap hari; cara ke 4 : 30 gram biji teratai/lien ce, 75 gram
seledri segar (Apium graveolens Linn.), 50 gram asparagus segar (Asparagus
officianalis L.), 25 gram jamur putih kering (Tremella fuciformis Berk.)
dan 20 butir kacang cuka. Semua bahan tersebut dimasak sesuai selera lalu di
makan.
Mengatasi sakit lambung dan usus pada usia
lanjut :
20 butir biji
teratai/lien ce (direndam dahulu), rimpang teratai secukupnya dan 30 gram
kacang tanah (Arachies hypogaea), dimasak sop setelah matang dimakan.
Radanhg usus (enteritits), muntah
(hisperemesis), diare :
30 gram rimpang
teratai dan 15 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.), dicuci, dipotong-potong
seperlunya lalu diblender, kemudian diminum.
Muntah (hisperemesis) :
lendir dari tangkai
daun dan tangkai bunga teratai masing-masing 1 sendok teh, diseduh dengan 200
cc air panas, diminum selagi hangat. Lakukan satu kali sehari.
Muntah (hisperemesis), diare :
50 gram rimpang
teratai segar, dan 15 gram jahe dicuci lalu dijus kemudian diminum. Lakukan 3
kali sehari.
Menghilangkan gangguan lever dan empedu,
menurunkan tekanan darah (hifotensif dan mengembalikan nafsu makan :
30 gram rimpang teratai dimasak dengan 500
gram kacang hijau (Phaseolus radiatus Linn.) atau 60 gram jali (Coix
lacryma-jobi L.), kemudian dimakan.
Meningkatkan fungsi jantung, melancarkan
peredaran darah, menormalkan tekanan darah, mengembalikan nafsu makan, dan
sebagai penenang (sedatif) :
30 gram biji teratai
(Lien ce) dimasak dengan 60 gram jali (Coix lacryma jobi L.) sampai menjadi
bubur lalu setelah dingin dimakan buburnya.
Jantung coroner :
cara ke 1 : 100 gram rimpang
teratai segar dan 100 gram akar alang-alang segar (Imperata Cylindrica L.),
jamur putih kering (Tremella fuciformis Berk.) dan jamur hioko kering (Pasanea
prumus) masing-masing 20 gram, semuanya dicuci lalu direbus dengan 600 cc air
hingga tersisa 300 cc, lalu airnya diminum untuk dua kali sehari, setiap kali
150 cc, sedanhgkan jamur putih, jamur hioko dan akar rimpang teratai dapat
dimakan.; cara ke 2 : 30 gram rimpang teratai dipotong-potong,
50 gram asparagus segar (Asparagus officinalis L.), 10 gram jamur putih kering
(Tremella fuciformis Berk.) atau 10 gram jamur hioko (Pasanea prumus) dan 10
butir kacang cuka, dimasak sesuai selera lalu dimakan.
Jantung berdebar keras (palpitasi) :
60 gram biji teratai
(lien ce), kaktus gepeng (Opuntia dilenii Haw.) secukupnya (yang telah dibuang
kulitnya lalu dijus), tambahkan gula dan air secukupnya kemudian ditim, setelah
matang dimakan.
Mencegah dan mengatasi hepatitis :
10 butir biji teratai
(lien ce) segar direbus dalam periuk tanah dengan air secukupnya hingga lembut
lalu masukkan satu buah kesemek kering (Dyospyros kaki L.) yang telah
diiris-iris, lalu direbus kembali hingga airnya tersisa 400 cc, kemudian
diminum untuk 2 kali sehari, setiap kali 200 cc, biji teratai dan kesemeknya
dapat dimakan.
Tifus :
100 gram rimpang
teratai muda, 30 gram sambiloto (Andropaghis paniculata Ness.) dan 200 gram
pepaya 1/2 matang (Carica papaya L.), direbus dengan air secukupnya, tambahkan
satu sendok makan madu lalu airnya diminum selagi hangat sedangkan rimpang
teratai dan pepaya dapat dimakan.
Step kronis pada anak-anak :
5 kuntum bunga teratai
direbus dengan air secukupnya, setelah dingin airnya diminum untuk menurunkan
panas.
Mengatasi sering berkeringat pada malam hari
di musim panas pada anak-anak :
daun teratai (ho lien
ye) secukupnya, 100 gram kacang hijau (Phaseolus radiatus L). dan 50 gram
krokot segar (Portulaca oleraceae L.) direbus dengan 600 cc air sampai tersisa
300 cc, setelah dingin disaring lalu airnya diminum. Lakukan 2-3 kali sehari.
Susah tidur (Insomnia)
5-12 gram biji teratai
(lien ce) direndam, direbus dengan air secukupnya, lalu air rebusannya diminum
dan biji teratainya dimakan.
Defresi, stres, dan gelisah :
20 butir biji teratai (lien ce), 15 gram biji
lengkeng (Euphioria longana Lamk.), 10 butir angco dan 10 butir kim cim,
semuanya direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya diminum
sedangkan biji teratai, angco dan kim cim dapat dimakan.
Meningkatkan stamina tubuh, meningkatkan
gairah seksual dan menunda proses penuaan :
30 gram biji teratai
(lien ce), 15 gram biji kucai (Allium odorum Linn.), direbus dengan 500 cc air
hingga tersisa 200 cc, tambahkan madu secukupnya lalu airnya diminum, biji
teratainya dapat dimakan.
Menunda penuaan :
30 gram biji teratai
(lien ce) , 15 gram bunga teratai dan 50 gram akar rimpang teratai yang telah
dipotong-potong, rebus bersama 25 gram beras merah (Oryza sativa L.) sampai
menjadi bubur, lalu dimakan.
Mengatasi gangguan psikis (cemas, emosional)
dan fisik pada masa menopause : cara ke-1 :
10 gram biji teratai
(lien ce), 10 gram umbi bunga lili/pahap (dapat dibeli ditoko obat Tionghoa),
dan 15 gram kulit labu bligo kering (Benincasa hispida Cogn.). direbus
dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, setelah dingin airnya diminum, sedangkan
pahap dan biji teratainya dimakan. Cara ke-2 : 20 butir biji
teratai (lien ce), 20 butir angco dan 30 gram kie cie (beli di supermarket), 5
gram kulit jahe kering (Zingiber officinale Rosc.), direbus dengan 600 cc
air hingga tersisa 300 cc, lalu airnya diminum, sedangkan biji teratai, angco
dan kie cie dapat dimakan.
Menghaluskan kulit :
30 gram bunga teratai
dimasak dengan ketan secukupnya, tambahkan sedikit gula lalu dimasak sampai
menjadi bubur kemudian dimakan.
Bercak-bercak di kulit karena kekurangan trombosit
:
250 gram akar teratai
dimasak dengan 100 gram angco atau kurma (beli di supermarket) setelah matang
dimakan.
Mengatasi jerawat :
60 gram daun teratai
kering (ho lien ye) atau 250 gram yang segar direbus dengan air secukupnya lalu
airnya diminum seperti teh.
Wasir (hemorrhoids) disertai pendarahan :
100 gram rimpang
teratai dipotong-potong lalu direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300
cc, lalu airnya diminum selagi hangat.
No comments:
Post a Comment
silahkan beri komentar tentang blog pemula ini, mohon beri saran dan kritiknya biar blog ini dapat diterima dengan baik