Wednesday, May 31, 2017

Teratai ( Nelumbium Nelumbo Druce )

1.      Teratai ( Nelumbium Nelumbo Druce )
Pada zaman Mesir kuno, teratai dan lotus banyak tumbuh di pinggir Sungai Nil. Nymphaea caerulea dan Nymphaea lotus adalah dua spesies yang berasal dari Mesir. Bunga N. caerulea hanya berumur sehari, mekar di pagi hari dan tenggelam di bawah air di senja hari. Bunga dari N. lotus mekar pada malam hari dan menguncup di pagi hari. Peninggalan dari kedua jenis teratai asli Mesir ini ditemukan di makam Ramses II.
Teratai (Nymphaea) adalah nama genus untuk tanaman air dari suku Nymphaeaceae. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai water-lily atauwaterlily. Di Indonesia, teratai juga digunakan untuk menyebut tanaman darigenus Nelumbo (lotus). Pada zaman dulu, orang memang sering mencampuradukkan antara tanaman genus Nelumbo seperti seroja dengan genus Nymphaea (teratai).
Pada Nelumbo, bunga terdapat di atas permukaan air (tidak mengapung), kelopak bersemu merah (teratai berwarna putih hingga kuning), daun berbentuk lingkaran penuh dan rimpangnyabiasa dikonsumsi.
Tanaman tumbuh di permukaan air yang tenang. Bunga dan daun terdapat di permukaan air, keluar dari tangkai yang berasal dari rizoma yang berada di dalam lumpur pada dasar kolam, sungai atau rawa. Tangkai terdapat di tengah-tengah daun. Daun berbentuk bundar atau bentuk oval yang lebar yang terpotong pada jari-jari menuju ke tangkai. Permukaan daun tidak mengandung lapisan lilin sehingga air yang jatuh ke permukaan daun tidak membentuk butiran air.
Bunga terdapat pada tangkai yang merupakan perpanjangan dari rimpang. Diameter bunga antara 5–10 cm.
Teratai terdiri dari sekitar 50 spesies yang tersebar dari wilayah tropis hingga daerah subtropis seluruh dunia. Teratai yang tumbuh di daerah tropisberasal dari Mesir.


Khasiat :
ü  Bunga : kuersetin, luteolin, isokuersitrin, kaempferol.
ü  Benangsari : kuersetin, luteolin, isokuersitrin, galuteolin, juga terdapat alkaloid.
ü  Penyangga bunga (receptacle) : protein, lemak, karbihidrat, karoten, asam nikotinat, vitamin B1, B2, C dan sedikit mengandung nelumbin.
ü  Biji : kaya akan pati juga mengandung raffinosa, protein, lemak, karbihidrat, kalsium, phosphor, dan besi. Kulit biji teratai mengandung nuciferin, oxoushinsunine, N-norarmepavin.
ü  Tunas biji teratai : liensinin, isoliensinin, neferin, nuciferin, pronuciferin, lotusina, methylcorypalline, demethylcoclaurine, galuteolin, hyperin.
ü  Rimpang : pati, protein, asparagin, vitamin C, selain itu juga mengandung katekol, d-gallocatechol, neochlorogenic acid, leucocynidin, leucodelphinidin, peroksidase, dan lain-lain.
ü  Akar : zat tanat dan asparagin.
ü  Daun : roemerin, nuciferin dan nornuciferin.
ü  Tangkai daun : roemerin, nornuciferin, resin, dan zat tanat.
ü  Oxoushinsunine yang terdapat pada kulit biji teratai berkhasiat menekan perkembangan kanker hidung dan tenggorokan, sedangkan niji dan tangkai teratai berkhasiat antihipertensi.

Bagian yang digunakan :
ü  Biji : memelihara kondisi jantung, bermanfaat bagi ginjal, dan menguatkan limpa.Gangguan penyerapan makanan (malabsorbtion), Diare, disentri, Radang usus kronis (enteritis kronis), Hepatitis, Muntah-muntah (hiperemesis), Kanker (nesopharynx), Lesu tidak bersemangat (neurasthenia), Susah tidur (insomnia), banyak mimpi , Mimpi basah (spermatorrhea), Buang air kecil terasa sakit dan keruh (disuria), Keputihan (leukorrhea), pendarahan pada wanita
ü  Tunas biji teratai : menghilangkan panas dalam jantung, menurunkan panas (antipiretik), menghentikan pendarahan (hemostatik) menahan ejakulasi dini. Demam, rasa haus, Jantung berdebar (palpitasi), Tekanan darah tinggi (hipertensi), Muntah darah (hematemesis), Ejakuasi dini, Susah tidur (insomnia), Mata merah dan bengkak.
ü  Kulit biji teratai : menghentikan pendarahan (hemostatik) menghentikan panas dalam di lambung, mengeluarkan panas dan lembab dari usus.
ü  Benangsari : menghilangkan panas dari jantung, menguatkan fungsi ginjal, menahan ejakuasi dini dan menghentikan pendarahan (hemostatik). Pendarahan seperti muntah darah (hemetemesis), disentri, Keputihan (leukorrhea); Sering buang air kecil/beser; Tidak dapat menahan buang air kecil (enuresis).
ü  Penyangga bunga (receptacle) : membuyarkan darah beku, menghentikan pendarahan (hemostatik). Pendarahan sewaktu hamil, Keluar cairan (lochia) yang berlebihan setelah melahirkan, Darah haid berlebihan (metrorrhagia), Sakit perut bawah akibat sumbatan darah, Buang air besar berdarah (hematuria).
ü  Batang teratai (tangkai bunga, tangkai daun) : menurunkan panas (antipiretik), dan memperlancar buang air kecil (diuretik). Pingsan karena hawa panas (heat sroke), Dada terasa tertekan karena panas atau lembab, Diare, Muntah (hisperemesis), Keputihan (leucorrhea).
ü  Daun : membersihkan panas dan menghilangkan lembab, menghentikan pendarahan (hemostatik). Pingsan karena hawa panas (heat sroke), Pusing (vertigo), sakit gigi, Diare karena panas atau lembab, Beri-beri, Pendarahan seperti mimisan, muntah darah (hematemesis), buang air besar berdarah (melena), Pendarahan pada wanita.
ü  Dasar daun : menurunkan panas (antipiretik), menormalkan menstruasi, menguatkan kehamilan.
ü  Rimpang : dimakan mentah berkhasiat menurunkan panas (antipiretik), membuyarkan darah beku. Bila dimasak berkhasiat menguatkan limpa, menambah selera makan (stomakik), penambah darah, membantu pertumbuhan otot dan menyembuhkan diare. Demam, rasa haus, Tekanan darah tinggi (hipertensi), Sakit jantung, Gangguan lambung, Kurang darah (anemia), Batuk darah (hemoptysis), muntah darah (hematemesis), mimisan, Kencing darah (hematuria), buang air kecil panas dan merah, buang air besar berdarah (melena), Gangguan pada mati haid (menopause), Neurosis, Wasir (hemorrhoids).
ü  Akar : menghentikan pendarahan (hemostatik), membuyarkan darah beku, penenang (sedatif).
ü  Bunga : Luka terpukul (trauma), Pendarahan, Radang kulit bernanah (pioderma).
ü  Tepung rimpang : Menambah selera makan (stomakik), Badan lemah dan kurang darah (anemia), Diare.

Cara pengobatan :
Batuk Darah, Muntah Darah :
Rimpang teratai dicuci bersih lalu dijuice, sampai terkumpul 1 gelas ukuran 200 cc, minum, lakukan selama 3-5 hari berturut-turut.

Disentri :
50 gram rimpang teratai dan 10 gram jahe, diparut atau dijuice, air perasannya ditambahkan 100 cc air, lalu dipanaskan sampai mendidih, setelah dingin tambahkan 1 sendok makan madu, diaduk lalu diminum

Muntah, Diare :
50 gram rimpang teratai dan 15 gram jahe dicuci lalu dijuice atau diparut, ambil airnya, minum sehari 3 kali.

Keluar Darah dari Hidung ( Mimisan ) :
Ruas akar teratai dicuci bersih lalu dijuice, airnya diteteskan ke hidung.

Darah Tinggi :
10 gram biji teratai dan 15 gram tunas biji teratai ( lien sim ), direbus dengan 350 cc air sampai mendidih hingga tersisa 200 cc, minum setiap hari seperti teh.

Panas Dalam, Gondokan, juga bermanfaat untuk penderita Jantung dan Lever :
100 gram rimpang teratai dan 50 gram ripang alang-alang segar, dicuci lalu dipotong potong, rebus dengan 500 cc air bersih sampai tersisa 250 cc, setelah dingin disaring, minum seperti teh.
Demam, sakit tenggorokan, tenggorokan kering dan basah :
30 gram rimpang teratai, 15 gram tebu (Saccharum officinarum) yang telah dibuang kulitnya dan 1 buah pir. Semua bahan diblender, disaring lalu airnya diminum.

Sakit kepala :
15 gram daun teratai kering (ho lien ye), 6 gram bunga ros/mawar kering (Rosa chinensis Jacq.), dan 10 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.) direbus dengan air secukupnya, kemudian airnya diminum selagi hangat.

Batuk darah (hemoptysis), radang kelenjar gondong (parotitis) dan demam :
30 gram rimpang teratai dan 30-60 gram akar alang-alang (Imperata cylindrica L.). dicuci lalu direbus dengan air secukupnya, setelah dingin disaring lalu airnya diminum.

Pendarahan pada telinga, hidung, mulut dan alat genitalia :
100 gram rimpang teratai dan 100 gram bunga delima (Punica granatum L.) direbus dengan air secukupnya, kemudian airnya diminum sedangkan akar teratai dan bunga delimanya dapat dimakan.

Pendarahan pada rahim :
100 gram rimpang teratai, 30 gram jamur putih kering (Tremella fuciformis Berk.), dan 10 buah kurma, dimasak sesuai selera lalu dimakan.

Menghentikan pendarahan (hemostatik) : 
cara ke-1 : 100 gram rimpang teratai dan 30 gram daun hia/baru cina (Artemisia vulgaris L.) direbus dengan 300 cc, setelah dingin airnya diminum, sedangkan rimpang teratainya dapat dimakan; Atau cara ke-2: 200 gram rimpang teratai segar dan 60 gram daun dewa segar (Gynura segetum [Lour] Merr.) dicuci lalu dijus, tambahkan gula merah secukupnya kemudian diminum, lakukan 2-3 kali sehari; Atau cara ke-3 : 200 gram rimpang teratai segar dan 100 gram kucai segar (Allium odorum Linn.) diblender, lalu direbus, setelah dingin airnya diminum. Atau cara ke-4 : 30 gram rimpang teratai dan 10 gram jamur kuping hitam (Auricularia auricula), dicuci dan dipotong-potong lalu ditumis (bisa ditambah bahan lain yang disukai), setelah matang dimakan.

Mengatasi pengerasan pembuluh darah (arteriosclerosis) :
30 gram rimpang teratai dipotong-potong, 20 gram jali (Coix lacryma jobi L.), 20 gram rumput laut, 100 gram kacang hijau (Phasiolus radiatus Linn.), 30 gram kacang cuka dan gula pasir secukupnya. Rendam secara terpisah jali, rumput laut, dan kacang hijau. Masak semua bahan menjadi bubur, lalu makan setelah agak dingin.

Darah tinggi (hipertensi) :
 cara ke 1 : 10 gram biji teratai/lien ce dan 15 gram tunas biji teratai (Lien sim), direbus dengan 40 cc air sampai tersisa 200 cc, lalu airnya diminum seperti teh dan biji teratainya dimakan, lakukan setiap hari; cara ke 2 :  10 - 15 gram biji teratai/lien ce direbus dengan air secukupnya sampai mendidih, lalu diminum sebagai teh; dapat juga tunas biji teratai digiling halus, diseduh dengan air panas lalu diminum; cara ke 3 : 30 gram biji teratai/lien ce, 75 gram seledri (Apium graveolens Linn.) dan 25 gram jamur putih kering (Tremella fuciformis Berk.) yang telah direndam terlebih dahulu, direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, setelah dingin airnya diminum sedangkan biji teratai, seledri dan jamur putihnya dapat di makan, lakukan setiap hari; cara ke 4 : 30 gram biji teratai/lien ce, 75 gram seledri segar (Apium graveolens Linn.), 50 gram asparagus segar (Asparagus officianalis L.), 25 gram jamur putih kering (Tremella fuciformis Berk.) dan 20 butir kacang cuka. Semua bahan tersebut dimasak sesuai selera lalu di makan.

Mengatasi sakit lambung dan usus pada usia lanjut :
20 butir biji teratai/lien ce (direndam dahulu), rimpang teratai secukupnya dan 30 gram kacang tanah (Arachies hypogaea), dimasak sop setelah matang dimakan.

Radanhg usus (enteritits), muntah (hisperemesis), diare :
30 gram rimpang teratai dan 15 gram jahe (Zingiber officinale Rosc.), dicuci, dipotong-potong seperlunya lalu diblender, kemudian diminum.

Muntah (hisperemesis) :
lendir dari tangkai daun dan tangkai bunga teratai masing-masing 1 sendok teh, diseduh dengan 200 cc air panas, diminum selagi hangat. Lakukan satu kali sehari.

Muntah (hisperemesis), diare :
50 gram rimpang teratai segar, dan 15 gram jahe dicuci lalu dijus kemudian diminum. Lakukan 3 kali sehari.

Menghilangkan gangguan lever dan empedu, menurunkan tekanan darah (hifotensif dan mengembalikan nafsu makan :

 30 gram rimpang teratai dimasak dengan 500 gram kacang hijau (Phaseolus radiatus Linn.) atau 60 gram jali (Coix lacryma-jobi L.), kemudian dimakan.

Meningkatkan fungsi jantung, melancarkan peredaran darah, menormalkan tekanan darah, mengembalikan nafsu makan, dan sebagai penenang (sedatif) :
30 gram biji teratai (Lien ce) dimasak dengan 60 gram jali (Coix lacryma jobi L.) sampai menjadi bubur lalu setelah dingin dimakan buburnya.

Jantung coroner : 
cara ke 1 : 100 gram rimpang teratai segar dan 100 gram akar alang-alang segar (Imperata Cylindrica L.), jamur putih kering (Tremella fuciformis Berk.) dan jamur hioko kering (Pasanea prumus) masing-masing 20 gram, semuanya dicuci lalu direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu airnya diminum untuk dua kali sehari, setiap kali 150 cc, sedanhgkan jamur putih, jamur hioko dan akar rimpang teratai dapat dimakan.; cara ke 2 : 30 gram rimpang teratai dipotong-potong, 50 gram asparagus segar (Asparagus officinalis L.), 10 gram jamur putih kering (Tremella fuciformis Berk.) atau 10 gram jamur hioko (Pasanea prumus) dan 10 butir kacang cuka, dimasak sesuai selera lalu dimakan.

Jantung berdebar keras (palpitasi) :
60 gram biji teratai (lien ce), kaktus gepeng (Opuntia dilenii Haw.) secukupnya (yang telah dibuang kulitnya lalu dijus), tambahkan gula dan air secukupnya kemudian ditim, setelah matang dimakan.

Mencegah dan mengatasi hepatitis :
10 butir biji teratai (lien ce) segar direbus dalam periuk tanah dengan air secukupnya hingga lembut lalu masukkan satu buah kesemek kering (Dyospyros kaki L.) yang telah diiris-iris, lalu direbus kembali hingga airnya tersisa 400 cc, kemudian diminum untuk 2 kali sehari, setiap kali 200 cc, biji teratai dan kesemeknya dapat dimakan.

Tifus :
100 gram rimpang teratai muda, 30 gram sambiloto (Andropaghis paniculata Ness.) dan 200 gram pepaya 1/2 matang (Carica papaya L.), direbus dengan air secukupnya, tambahkan satu sendok makan madu lalu airnya diminum selagi hangat sedangkan rimpang teratai dan pepaya dapat dimakan.

Step kronis pada anak-anak :
5 kuntum bunga teratai direbus dengan air secukupnya, setelah dingin airnya diminum untuk menurunkan panas.

Mengatasi sering berkeringat pada malam hari di musim panas pada anak-anak :
daun teratai (ho lien ye) secukupnya, 100 gram kacang hijau (Phaseolus radiatus L). dan 50 gram krokot segar (Portulaca oleraceae L.) direbus dengan 600 cc air sampai tersisa 300 cc, setelah dingin disaring lalu airnya diminum. Lakukan 2-3 kali sehari.

Susah tidur (Insomnia)
5-12 gram biji teratai (lien ce) direndam, direbus dengan air secukupnya, lalu air rebusannya diminum dan biji teratainya dimakan.

Defresi, stres, dan gelisah :
 20 butir biji teratai (lien ce), 15 gram biji lengkeng (Euphioria longana Lamk.), 10 butir angco dan 10 butir kim cim, semuanya direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya diminum sedangkan biji teratai, angco dan kim cim dapat dimakan.

Meningkatkan stamina tubuh, meningkatkan gairah seksual dan menunda proses penuaan :
30 gram biji teratai (lien ce), 15 gram biji kucai (Allium odorum Linn.), direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, tambahkan madu secukupnya lalu airnya diminum, biji teratainya dapat dimakan.

Menunda penuaan :
30 gram biji teratai (lien ce) , 15 gram bunga teratai dan 50 gram akar rimpang teratai yang telah dipotong-potong, rebus bersama 25 gram beras merah (Oryza sativa L.) sampai menjadi bubur, lalu dimakan.

Mengatasi gangguan psikis (cemas, emosional) dan fisik pada masa menopause : cara ke-1 : 
10 gram biji teratai (lien ce), 10 gram umbi bunga lili/pahap (dapat dibeli ditoko obat Tionghoa), dan 15 gram kulit labu bligo kering (Benincasa hispida Cogn.). direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, setelah dingin airnya diminum, sedangkan pahap dan biji teratainya dimakan. Cara ke-2 : 20 butir biji teratai (lien ce), 20 butir angco dan 30 gram kie cie (beli di supermarket), 5 gram kulit jahe kering (Zingiber officinale Rosc.), direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu airnya diminum, sedangkan biji teratai, angco dan kie cie dapat dimakan.

Menghaluskan kulit :
30 gram bunga teratai dimasak dengan ketan secukupnya, tambahkan sedikit gula lalu dimasak sampai menjadi bubur kemudian dimakan.

Bercak-bercak di kulit karena kekurangan trombosit :
250 gram akar teratai dimasak dengan 100 gram angco atau kurma (beli di supermarket) setelah matang dimakan.

Mengatasi jerawat :
60 gram daun teratai kering (ho lien ye) atau 250 gram yang segar direbus dengan air secukupnya lalu airnya diminum seperti teh.

Wasir (hemorrhoids) disertai pendarahan :

100 gram rimpang teratai dipotong-potong lalu direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu airnya diminum selagi hangat. 

No comments:

Post a Comment

silahkan beri komentar tentang blog pemula ini, mohon beri saran dan kritiknya biar blog ini dapat diterima dengan baik